Didikan dan dorongan dari orang tuaku
mampu menghantarkanku menjadi orang yang memiliki status sosial dan
ekonomi lumayan dibandingkan keadaan keluargaku sebelumnya ketika aku
masih kecil.
Maklum kami berasal dari keluarga yang cukup bersahaja.
Aku selalu disuruh belajar dan belajar. Kata mereka, bila ingin
memperbaiki tingkat kehidupan maka kita harus giat belajar sehingga
kelak setelah memiliki ilmu yang tinggi dan lulus dari perguruan tinggi,
rejeki akan lebih mudah didapat. Orang tuaku ada benarnya meskipun
sekarang banyak sekali sarjana menganggur, kalah sama yang berani
mengambil kesempatan apa saja biarpun tidak tinggi sekolahnya. Namun
sesungguhnya ada kekurangannya juga. Setelah menyandang gelar S1 di
salah bidang keteknikan aku beruntung dengan amat mudahnya mendapatkan
pekerjaan yang bergengsi.
Namun seperti yang telah kusebutkan tadi, aku begitu terobsesi dengan
isi otak belaka, namun tidak dalam hal kepandaian bergaul. Lebih parah
lagi dalam hal bergaul dengan cewek. Asli seperti layaknya murid TK bila
dibandingkan dengan para pria dewasa lainnya. Di samping memiliki
masalah dalam psikologi, kelemahan lain yang juga kritis yang kuidap
adalah masalah fisiologi.
Aku lemah. Aku terlalu acuh dan menganggap remeh masalah olah tubuh.
Dampaknya adalah aku tidak memiliki kekuatan fisik yang prima yang
seharusnya dimiliki oleh seorang pria. Tubuhku memang tidak kerempeng,
namun kurang berotot dan bertenaga, dan celakanya lagi untuk urusan seks
aku tidak terlalu 'jantan'. Bila melihat wanita cantik aku hanya
sekadar ngiler saja tanpa berani bertindak lebih jauh, takut
mengecewakan. Akhirnya aku hanya mampu dari ke hari membayangkan mereka
saja. Selebihnya onani, itupun paling seminggu sekali, bila kantong
pejuhku sudah kurasa penuh.
Tapi biarlah, tidak semua yang kita inginkan di dunia bisa kita
dapatkan, Tuhan telah sangat adil membagi karunia-Nya. Ada yang diberi
kelebihan rejeki, ada yang diberi kelebihan penampilan fisik, dan ada
yang diberi kelebihan kekuatan fisik.
Sesungguhnya semua itu tergantung juga dari cita-cita, tempaan hidup,
ataupun keadaan yang kadang tak dapat dihindari atau dikehendaki
sebenarnya. Mungkin semua orang ingin kaya, namun berhubung satu dan
lain hal mereka tidak beruntung mendapatkannya. Akan tetapi sebenarnya
bila mereka pasrah dan mampu berpikir positif untuk menggali
kelebihan-kelebihan dari kekurangan-kekurangannya (seperti setali dua
uang, di satu sisi ada plus pasti di sisi lain ada minusnya), mereka
akan menemukan keunggulan tersendiri yang mungkin tidak dimiliki oleh
orang yang mereka anggap 'beruntung'.
Begitulah kehidupan, kebanyakan orang hanya mampu mendongak ke atas,
selalu berkeluh kesah memprihatini diri sendiri atas kelebihan orang
lain.
Sementara aku saat ini memiliki pandangan lain, aku suka iri melihat
para pria perkasa yang akibat tempaan hidupnya yang berat justru membuat
mereka memiliki kekuatan fisik yang prima, sekaligus memiliki pesona
seksual yang luar biasa bagi lawan jenis.
Aku merasa bahwa kelebihan materiku paling hanya dapat menyilaukan mata
wanita, tapi tidak benar-benar mampu membuat mereka bertekuk lutut.
Mereka mudah dekat denganku karena statusku, namun aku merasa mereka
tidak benar-benar di 'dekatku' setelah merasakan 'keintiman' denganku.
Sehingga pada suatu ketika aku menemukan metode yang kuanggap dapat
memuaskan hasratku, meskipun tidak secara langsung namun ternyata luar
biasa kenikmatan yang dapat kuraih, yaitu memuaskan diri dengan meminjam
kemampuan orang lain.
Inilah sebagian kisah-kisahku dalam mendapatkan kepuasan seksual tetapi
tidak secara langsung melakukannya sendiri, alias kepuasan sekunder.
Menyutradari
Suatu pagi di hari Sabtu ketika sedang jalan-jalan cari angin untuk
menumpas kejenuhan dan kepenatan kerja beberapa bulan ini aku mencoba
rute ke arah pelabuhan yang selama ini belum pernah kucoba. Memasuki tol
dalam kota aku menuju arah pelabuhan Tanjung Priok. Rencanaku adalah
melihat-lihat suasana pelabuhan. Mengamati kapal berlabuh atau berlayar,
kesibukan bongkar muat, atau hal-hal lainnya yang benar-benar baru.
Kuparkir mobil di areal parkir lalu aku mendekati anjungan sambil
bersedeku di pagar. Hawa semilir pelabuhan masih segar di pagi hari.
Kesibukan pelabuhan sudah mulai.
Pertama kuamati kapal besar yang berlabuh. Nampaknya kapal barang,
karena lebih banyak barang yang turun ketimbang manusia. Tiba-tiba
terlintas kilat sesuatu di kepalaku. Aha, kenapa tidak kucoba? Lalu
mulai kuteliti satu per satu para kuli pelabuhan. Ada beberapa yang tua,
namun kebanyakan masih muda. Badan mereka rata-rata kekar berotot.
Rata-rata berkulit gelap mungkin karena tertempa teriknya matahari
pelabuhan selama bertahun-tahun. Tapi bagaimana caranya? Aku sedang
mendebat diriku sendiri. Ah, macam mana mereka bisa menolak penawaranku.
Lalu aku mencoba menyeleksi secara diam-diam, siapa diantara mereka yang
hendak kupilih sebagai calonnya. Yang tua? Sebenarnya nggak masalah,
toh mereka nampaknya juga masih jantan. Yang muda, tentu saja memiliki
peluang keberhasilan yang lebih besar untuk rencanaku nanti.
Akhirnya kupilihlah yang agak tua, sekitar 50 tahunan, dengan
pertimbangan yang tua lebih berpengalaman dan lebih mampu mengendalikan
permainan. Di samping itu itung-itung membantunya secara finansial,
kasihan tua-tua masih banting tulang menjadi kuli. Nah sekarang tahapan
selanjutnya adalah melobi dan merayu si Bapak agar bersedia menjadi
aktor dalam permainan erotis ini.
"Pagi?", sapaku mencoba ramah.
"Pagi juga", bapak ini agak terkejut dan grogi ketika disapa seorang
perlente seperti diriku ini (hehe memuji diri sendiri) hingga
menimbulkan sejuta pertanyaan baginya, tiba-tiba ada orang asing yang
menyapanya.
"Boleh ngomong sebentar, 5 menit aja Pak".
"O.. Oh ya boleh, boleh, ada apa Den?".
"Panggil aja Prakosa, jangan pakai Dan-Den segala", gurauku. Mencoba mencairkan ketegangan.
"Gini Pak, saya mau minta tolong tapi saya juga khawatir akan Bapak tolak mentah-mentah."
Bapak ini menunggu kalimatku selanjutnya, lalu nggak tahan akhirnya bertanya.
"Pertolongan apa, Nak Prakosa?".
"Istri Bapak ada di mana? Di kampung atau dibawa ke Jakarta sini?".
"Ah ya ditinggal di kampung saja Pak, susah kalau dibawa ke sini. Berat hidup di Jakarta Pak."
Oho, ada peluang nih.
"Lah berapa lama Bapak tidak ketemu istri?", pancingku.
"Sebulan, kadang lebih. Emang kenapa ya Nak?".
"Nggak kok, apakah Bapak tidak terlalu lama berpisah dari istri", kukupas halus naluri dasar seorang manusia, khususnya pria.
"Heh heh.. Bapak tahulah maksud Nak Prakosa. Habis gimana yah, memang
masalah makan jadi nomor satu bagi saya. Jadi harus berjauh-jauhan dari
istri agar ada yang bisa dimakan. Daripada kumpul, kami mau makan apa?".
"Okelah gini Pak, singkat kata aja ya, saya mau membantu Bapak untuk
menyalurkan kekangenan Bapak kepada istri atau wanita tepatnya."
"Waduh, Bapak nggak punya duit lebih untuk begitu-begitu Nak."
"Oh tidak, tidak, Bapak tidak perlu mengeluarkan biaya. Nanti biarlah
saya yang membiayai semua ini bahkan ada tips buat Bapak. Jadi tinggal
Bapak bilang saja bersedia nanti sisanya biar saya yang urus. Gimana,
mau nggak Pak?"
Hampir aku kejedot rantai kapal yang besar-besar itu ketika si bapak
akhirnya meng-aprove proposalku. Laki-laki mah di mana-mana sebenarnya
sama saja, sulit menolak penawaran menggiurkan seperti ini. Aku sudah
bergairah duluan ketika membayangkan bakal ada adegan panas antara
'Beauty and the beast'. Permainan kontras yang mampu melecut gairahku.
Kuputuskan segera mengontak sang pemeran wanita pagi-pagi supaya tidak
keburu dibooking orang. Begitu mendapat konfirmasi atas kesediaannya
untuk menyediakan waktunya malam ini, maka bergegas pula kukontak sebuah
hotel kelas sedang. Yang penting tempatnya agak terlindung dari
keramaian. Si bapak akan kujemput duluan sore-sore dari tempat kerjanya
sesuai janjiku untuk mengurus semuanya. Sementara pemeran wanita akan
datang sendiri tanpa perlu dijemput.
Aku biasa membeli tabloid-tabloid panas yang banyak tersedia di ibukota.
Aku suka memelihara gairahku akan wanita dengan berlangganan membeli
filem bokep, tabloid atau majalah panas yang berisi info mengenai
esek-esek di ibukota. Dengan seringnya berlangganan membeli tabloid
semacam itu, aku jadi banyak mendapatkan informasi mengenai agen-agen
yang menyediakan wanita untuk melayani syahwat para lelaki/wanita.
Jam 20.00 aku dan si bapak telah berada di dalam kamar hotel setelah
makan malam, kami mengobrol berbagai hal sambil menunggu kedatangan
wanita cantik pesananku. Tentu saja tarif sekelas dia lumayan mahal, di
atas rata-rata tarif wanita panggilan lainnya. Tapi biarlah, fantasi
kadang meminta ongkos besar.
Tit.. tit.., HP-ku berbunyi, kuangkat..
"Yes dear, dah nyampe?".
"Udah di bawah Mas, di kamar berapa?", terdengar suara riang.
Professional sekali. Semua dilayani dengan riang asal sesuai tarif.
"315, ke kiri dari lift ya."
"OK Mas.."
Kulihat si bapak agak grogi juga, kutenangkan bahwa semua ini dilandasi
alasan komersial belaka. Jadi tidak perlu takut akan ditolak. Siapa tahu
malah si wanita setelah malam ini akan menjadi ketagihan kataku. Kan
malah lebih enak nanti-nanti dapet layanan rutin gratisan dari si Mbak,
gurauku. Banyak kok wanita yang menginginkan seks sejati, yang
benar-benar mampu membuat si wanita terkapar dalam orgasme sejati. Dan
itu tidak ada kaitannya dengan siapa bapak, tetapi apa yang bapak dapat
lakukan untuk memuaskan si wanita. Si bapak mulai kendor ketegangannya.
Ting.. tong.., Kubuka pintu kamar.
"Hai", salamnya.
"Hai juga, sendiri apa dianter?", kutanya basa basi.
"Dianter demit apa, hehehe", cair sekali suasananya.
Semoga semuanya berjalan lancar. Ini semua demi kepentinganku, menyalurkan hasrat seksualku yang lagi menuntut.
Kuamati dandanannya cukup berkelas, bahkan tidak nampak norak bak
pelacur kelas jalanan, maklum eks model. Memang yang kupilih adalah eks
model untuk memastikan kualitas kecantikannya. Sebenarnya banyak juga
yang cantik-cantik yang bukan model, tetapi daripada seperti memilih
kucing dalam karung mendingan cari kepastian aja deh. Kulit putih mulus,
tinggi langsing dengan dada menjulang, hidung mancung dan wajah oval.
Klop sebagai the beauty.
Dia sempat agak kaget ketika ada orang lain di situ, Bapak itu, yang
duduk di kursi pojok ruangan. Bapak itu anteng saja dan tidak menatap
sama sekali sang aktris.
"Della, ehm sori ya kita perlu bicara sebentar", aku mulai menceritakan
semuanya sejak masalahku sampai hasratku yang dapat dipenuhi melalui
cara ini.
"Tenang aja Mas, no problem, it's all about money, Dear. But it's better when he could make me satisfied. Who knows."
Aku lega sekali, malah dia mulai menatap bapak itu dengan tatapan tajam
dan mengundang. Kudekati si bapak dan memberitahukan bahwa wanitanya
oke-oke saja malah penasaran ingin menikmati tubuhnya. Si Bapak mulai
bangkit dan berani menatap Si Wanita.
Aku duduk di pojok dan mempersilakan keduanya melakukan adegan sesuai
dengan inovasi mereka sendiri. Keduanya duduk di tepian ranjang. Sengaja
tadi si Bapak tidak kusuruh mandi dulu, badannya masih berkilau-kilau
berkeringat meskipun sudah agak lama terkena AC kamar hotel. Biarlah
mereka yang memutuskan untuk mandi atau tidak.
Si Bapak masih canggung, Si Wanita yang membimbing. Dipegangnya tangan
Si Bapak lalu ditimpakan di pangkuannya sambil diiringi dengan lembut
tatapan merayu seorang wanita. Badannya mencondong sehingga tetek
sebelahnya yang gede itu telah berkenalan dengan lengan Si Bapak yang
kokoh.
Nah, Harimau sudah menggeliat mulai terpancing dari tidurnya.
Direngkuhnya pundak Della. Dibelai-belai, dan tangan satunya mulai
mengusap-usap paha. Della menggelinjang karena tangan kasar itu sangat
efektif meraba ujung-ujung sarafnya.
Della sedang mencoba dunia baru. Dunia bawah tanah yang tidak pernah
ditengok sebelumnya. Rasa penasaran membangkitkan gairahnya. Roknya
berbelah tinggi, hingga ketika duduk pahanya sudah terpampang telanjang
sampai pangkal. Si Bapak yang bibirnya hitam kasar mendekat menuju pipi.
Nafas nampak mulai memburu dan bertekanan, otot-otot mukanya mulai
bangkit menonjol dan mengeras.
Pemandangan erotis yang luar biasa ini ditangkap oleh mata Della sangat
mengkilik-kilik nurani kewanitaannya. Ingin ia melayani dan
memuaskannya. Naluri bawaan setiap wanita. Aku ikut mulai menghangat.
Ketika Della mulai membuka kancing baju batik lusuh Si Bapak
satu-persatu dari ujung atas, bibir hitam dan tebal Si Bapak sedang
mulai menyapu-nyapu pipi mulus Della. Pipi Della merona hangat dialiri
darah yang terpacu oleh jantung yang meningkat detaknya.
Permainan semakin meningkat dengan mulai naiknya usapan telapak lebar
dan kasar Si Bapak menuju pangkal paha. Della meremang. Tubuhnya menjadi
makin merapat, teteknya ingin mendapatkan tekanan-tekanan yang lebih
kuat dari tubuh si laki-laki perkasa. Setengah kesadarannya mulai
meninggalkan dirinya. Ia ingin semua tubuhnya dirajam tangan-tangan
kasar itu.
Dibelai-belainya lengan-lengan Si Bapak, menyelami betapa perkasanya
lelaki ini. Darahnya berpacu kencang. Mukanya semakin merona merah
memberitakan tentang hasrat. Ciuman-ciuman menjilat berpindah ke arah
leher di belakang telinga Della, lenguhan-lenguhan kecil menjadi tak
terbendung. Semuanya dari dalam dirinya ingin keluar bebas. Aku
spanning. Tak sedetikpun kulewatkan adegan real bokep di depan mataku.
Tangan kiri Della mulai menjemput pangkal paha Si Bapak dan mulai
mengusap-usap kelelakiannya. Kadang diselingi dengan menekan-nekan. Si
Bapak mulai melenguh-lenguh juga. Otot-otot wajahnya semakin tegas dan
menebal. Lalu menggulati dengan penuh tubuh Della, merengkuh kuat.
Yes, luar biasa. Kaki kiri Della sudah menumpang di atas paha kiri Si
Bapak. Mereka mulai berpagutan sambil duduk di tepian ranjang, bibir
hitam tebal berbau rokok lisong melawan bibir mungil mulus merah merekah
milik Della. Sensasional sekali.
Adegan ciuman dan saling melumat berlangsung, berpagut beradu lidah. Dua
kutub dunia sedang berpadu di kamar hotel ini. Karena berasal dari dua
kutub ekstrim maka tarikannya luar biasa kuat. Sedotan-sedotan kuat
mengiringi permainan pemanasan. Kuasa birahi mulai menancapkan kukunya
pada dua makhluk yang sedang bercumbu ini.
Della tidak tahan dan sekarang mulai penuh mengangkangi dengan duduk di
atas pangkuan Si Bapak. Punggungnya dijamah dan diusap-usap sampai batas
leher belakang dengan tangan-tangan tua namun masih kekar dan berotot
itu. Della merinding sehingga bulu kuduknya meremang. Urat-urat tuanya
yang menonjol yang sedang menggarap punggung Della membangkitkan kesan
visual yang luar biasa.
Adegan dilanjutkan dengan saling kulum kembali dan kedua lidah
berlawanan jenis itu saling menggenjot dan berpagut. Kecipak-kecipak
bunyi ludah menyemangati keduanya. Rasa jijik telah musnah dirontokkan
oleh birahi yang menyeruak paksa. Libido mengambil kendali.
Si Bapak mengamati Della yang telah mulai banyak memejamkan mata dalam
penghayatan. Della sudah dalam kekuasaannya. Si Bapak masih memegang
kendali. Belum terlarut, pengalaman dan usia membuatnya menang angin.
Adu mulut disudahi dengan menurunnya serangan Si Bapak menuju
tetek-tetek Della. Kepala Della mulai terayun-ayun ke belakang dengan
mata yang sayu-sayu mengawang. Rambut ikalnya yang sepanjang bahu
terburai dari ikatannya. Kaki-kaki putih langsingnya kokoh mengapit dan
sudah nampak tegang.
Dari samping aku dapat melihat bagian depan Della telah ditelanjangi,
tetek-teteknya telah dikupas keluar dari Bra-nya sehingga tetek-teteknya
malah kelihatan tambah mencuat karena tersangga oleh Bra-nya yang masih
menggantung kencang. Tetek-teteknya luar biasa mulus dan kencang,
putingnya mengeras merah tua, dan sekarang sedang disedot-sedot rakus
oleh Si Bapak.
"Enak Neng?", pertanyaan yang tidak perlu diajukan.
Della sudah mulai menggelepar pasrah. Semua sarafnya telah bersedia untuk meneruskan penjelajahan.
"Eehhm.. Ehh..", hanya lenguhan-lenguhan Della yang keluar sebagai tanda penerimaan yang tidak dibuat-buat.
Sensitivitas kewanitaannya telah terangsang sempurna. Pantatnya
ditekan-tekankan di atas gundukan kelelakian Si Bapak yang telah
menjulang karena vegynya kini telah ikut mulai gatal dan geli karena
dipengaruhi hormon syahwatnya.
Pergerakan olah asmara merangkak dengan irama yang mengalir alami. Lalu
tiba-tiba tangan kiri Si Bapak menyelinap dari belakang pantat Della,
masuk ke dalam CD-nya dan menjangkau liang kewanitaan Della. Si Bapak
ahli mengaparkan wanita agar semakin tenggelam dalam kuasa nafsunya
sendiri. Semua dirangsangnya maka wanita akan mabuk birahi. Semakin liar
Della menggolek-golekkan kepalanya.
"Oohh yess.. Arrgghh.. Fuck me.. Ooh my old man..", rintihan-rintihan erotis menggema di ruangan.
Si Bapak mengangkat Della dengan entengnya (biasanya mengangkat beras
sekwintal, Della paling 55 Kg). Lalu direbahkannya telentang di ranjang.
CD Della dilolosi. Rok dan bajunya masih dibiarkan belum dilepas.
Roknya disingkap. Nampak di depan matanya sebuah keindahan dunia.
Selangkangan yang bersih mulus dilengkapi dengan rambut-rambut kemaluan
yang dipotong rapi. Di tengah-tengahnya bersemayam lubang kenikmatan
berwarna merah dadu. Si Bapak terpana.
"Memek kayak Neng ini bagus benget ya, indah sekali dan wangi. Bapak ingin melahapnya Neng. Boleh ya Neng?".
Tanpa persetujuan Della lalu dengan rakusnya mulut Si Bapak mulai mencomot vegy Della.
"Bapak akan menjilati memek Neng sampai luber yaah..", Della mengangguk dan memohon.
Si Bapak menguakkan paha-paha putih Della lebar-lebar lalu
menenggelamkan kepalanya di antara keduanya. Bau wangi vegy yang terawat
Della menyergap hidungnya.
"Wangi sekali memek Neng, oohh sedapnya."
"Ooggh yess.. Fuckkerrh.. Ssucck mmee..", pantatnya terangkat-angkat ketika mulut Si Bapak mengulum bibir vegy Della.
Lidahnya mulai dimainkan keluar-masuk di liang kenikmatan Della. Kadang
melesak dalam-dalam dalam rangka memburu dan mencari itil, bila ketemu
terus disodok-sodokkan sampai membikin gila Della. Tangan Della terbang
kian kemari, mencengkeram kepala Si Bapak agar menekan lebih kuat,
menjambaki rambut sendiri, lalu lurus mencengkeram sprei kuat-kuat.
Begitu berulang-ulang dan bergantian. Kaki-kaki langsing putihnya telah
menumpang di atas pundak Si Bapak berkelojot-kelojot.
"Giillaa.. Ennaakkh.. Baanngeet.. Teruss.. Paakk.. Ayyoohh..",
hentakan-hentakan pantatnya naik turun menandakan nafsunya sedang
memuncak luar biasa. Dan yang lebih luar biasa permainan pemanasan telah
berlangsung setengah jam lebih. Aku menelan ludah dan melotot.
Kukeluarkan kontolku dan kukocok.
Lalu si Bapak menghentikan permainan lidahnya. Bajunya dilepas,
celananya, CD-nya, dan jreenng, kontol hitamnya telah mencuat tegak
berkilau-kilau, luar biasa besar dan panjang. Made in nature. Alam yang
menciptakannya. Aku iri hati.
Lalu si Bapak menaiki ranjang, disorongkannya kontol supernya ke mulut
Della, Della menyongsong nafsu. Tersedak. Lalu mulai menjilatinya.
Meludah. Mulai menjilati kembali. Ketika batang sudah mengkilat lalu
bless, dimasukkan ke mulutnya. Monyong mulutnya menampung lingga segede
itu. Tegar dan kokoh. Tangan kiri Bapak menjangkau ke belakang, mencari
vegy Della. Lalu dicolokkannya. Dengan jari tengahnya lalu vegy Della
yang telah agak kuyup dikocok-kocok. Della menjerit-jerit.
"Buussyeett.. Arrghh.. Aadduhh.. Aaghh.. Aahh ", Della mulai menggila
kembali. Kedua lubang Della disenggamai bersamaan. Mulut dan vegy-nya.
"Ayyoo neengg.. Teruss.. Aahh.. Ahh..", Si Bapak rupanya sudah mulai fly
juga. Dimajumundurkan kontolnya sehingga mulut Della
termonyong-monyong.
"Seddott.. Seddott.. Neng..".
Fantasi dikulum bidadari menerbangkan jiwanya menuju kesempurnaan
kenikmatan yang dirasakan oleh saraf-saraf alat senggamanya. Kekuasaan
virtual bahwa telah mampu menindih dan akan menyetubuhi seorang bidadari
dari negeri awang-awang telah menghantar birahinya melampaui batas
kesadaran. Ekstase. Osilasi pantatnya semakin akseleratif, kepala Della
terpental-pental maju mundur. Dan crroott.. Crroott luar biasa pejuh
yang diproduksinya.
"Oohh neenngg.. Tellan.. Teellaan.. Pejuhh.. Baappaak.. Yaagghh", sambil
terhentak-hentak kelojotan Si Bapak mengangkat kepala Della dan menekan
kontolnya agar tidak lepas dari mulut Della.
Della gelagapan tetapi menikmati menyeruput pejuh yang banjir di
mulutnya. Menjilat-jilat lalu menelannya. Aku belum keluar, pegel sedari
tegang terus belum ada hasil. Aku masih menginginkan adegan senggama
kelamin vs. Kelamin.
Lalu robohlah sosok tua Si Bapak menggelosor di samping Della setelah
nyaris 1 jam permainan berlangsung. Menelentang menatap langit-langit
kamar, nafas ngos-ngosan dengan dada kembang kempis. Della belum
klimaks. Della melap mulutnya lalu menuju toilet. Beberapa menit
kemudian dia keluar dengan bertelanjang. Menghampiri Si Bapak,
mengangkanginya, lalu mulai mengocok batang kontol Si Bapak. Memanasi Si
Bapak, dia ingin ikut dituntaskan. Penyelesaian atas dirinya adalah
keharusan.
Si Bapak semakin terpana, tubuh yang begitu indah menginginkan dirinya.
Putih bak salju, lembut dan mulus. Badan ramping, tinggi, tetek besar,
perut rata, pinggang kecil, pantat padat montok, usia masih belia. Tiada
cacat atas dirinya. Alangkah merasa beruntungnya Si Bapak. Sudah
menikmati tubuh bidadari seindah ini masih dibayar pula. Seumur-umur
tidak pernah terbayangkan sama sekali bakal dianugerahi keajaiban
seperti ini.
Kontol Si Bapak diusap-usapkan ke bibir vegynya. Dia ingin disetubuhi dengan sempurna, vegynya ingin dimasuki.
Mereka berdua telanjang kini. Si Bapak di bawah, Della mengangkang dan
sedang mengocok. Tangan Si Bapak merengkuh tetek-teteknya,
meremas-remas, memilin-milin putingnya, lalu mengenyot-ngenyotnya. Della
masih panas, tetapi dia masih belum diklimakskan. Vegynya meneteskan
cairan-cairan, nampak lebih kuyup dari sebelumnya.
Dibangkit-bangkitkan kembali gairah lelaki tua di bawahnya. Dan tanpa
menunggu lama kontol Si Bapak mulai dialiri darah kembali sehingga mulai
meregang. Della senang. Semakin ditekuninya kocok-kocokannya.
Dijilatinya tetek-tetek Si Bapak. Tangannya kadang mengelus pangkal
kontol, area penuh saraf, Si Bapak mulai mendengus.
Direngkuhnya agar Della mendekat, dikulum puting-puting teteknya, lalu
mereka berpagutan kembali. Tangan-tangan berotot Si Bapak bergeser
meremas-remas pantat montok Della. Diusap-usapnya bibir vegy Della, lalu
diselipkan jari tengah kedua tangannya melesak ke lubang vegy Della.
Della menjerit.
Ketegangan kontol Si Bapak telah sempurna kembali, Della menuntunnya
menuju lubang miliknya. Diusap-usapkan terlebih dahulu memutari
sekeliling bibir vegynya. Della terpekik-pekik dan meregang-regang. Lalu
dijebloskannya kontol itu pelan dan pasti.
"Ehhg.. Egghh..", pantatnya naik turun, maju mundur, mengebor seluruh titik-titik kenikmatannya.
Matanya terpejam dengan bibir yang menganga dan mendesah-desah histeris.
Pantatnya diputar-putar, mencari persinggungan kontol dengan saraf di
dalam lubangnya yang paling sensitif. Bila ketemu lalu dia terpekik dan
dipercepat kocokannya. Si Bapak terbawa gairah kembali sehingga
pantatnya pun ikut diputar dan digoyang-goyangkan. Membikin Della
semakin gila.
Berhubung Si Bapak telah sempat orgasme maka permainan ini akan memakan
waktu lama. Hal ini bakal menyenangkan dan memuaskan Della sampai titik
darah penghabisan. Della terus mengocok-ngocokkan vegynya. Kepalanya
bergoyang dan tergolek-golek liar ke kanan-kiri. Desahannya semakin
keras.
"Auh.. Auh.. Emmfh..", keringat di punggungnya mengalir deras. Mukanya berleleran peluh. Della masih butuh waktu.
Gesekan-gesekan vegynya dinikmati detik demi detik. Bibir-bibirnya
digigitnya sendiri. Dia ingin berlama-lama memanjakan vegynya
mendapatkan desakan-desakan kontol perkasa. Dia tidak ingin cepat
berlalu, dia menahan diri. Vegynya berkedut, dia pelankan genjotannya.
Bila sudah agak rileks dimulakannya lagi gesekan vegy-nya. Dia ingin
menikmati semalaman vegy-nya dijajah kontol langka milik Pak Tua ini.
Dia tidak ingin kehilangan kesempatan. Sudah setengah jam dia memanjakan
vegy-nya.
Lalu tiba-tiba Della menghentikan kocokannya dan meregang, kepalanya
melengkung dengan tangan mencengkeram dada Si Bapak kuat-kuat, badannya
menggigil lalu menyentak-nyentak. Orgasmenya telah tiba.
"Ehh.. Ugghh.. Ehhmm.. Ohh.. Oohh.. Oogghh", lolongnya dan..
Crott.. Croott cairan menyemprot dari lubang vegynya. Seperti air
kencing mengalir deras keluar. Jari-jari Si Bapak segera menyapu cairan
itu dan menjilatinya. Dia ingin menikmati cairan kewanitaan Della.
Seperti apa rasa cairan seorang bidadari.
"Enak nih pejuh Neng."
Si Bapak belum orgasme, lalu dengan cepat bangkit dan ditunggingkan
Della. Dengan amat nafsu disodoknya vegy Della dari belakang.
"Ohh.. Neng.. Ooh.. Oohh.. Oohh.. Neengg", Si Bapak meracau histeris
sambil memacu kontolnya menembusi vegy dengan cepat dan bertenaga.
Berkecipak-kecipak suara vegy Della dihajar kontol Si Bapak yang masih
kokoh dan tegang itu. Tangan kekarnya kadang menepuk pantat bahenol dan
padat Della sampai merah kulitnya, Della meringis-ringis antara nikmat
dan perih. Penderitaan kadang diserap wanita sebagai bagian dari
kenikmatan. Terlebih secara bersamaan dirinya sedang tenggelam dalam
birahi. Adonan yang menimbulkan kenikmatan ekstra.
"Aauughh.. Aaugghh.. Eehhmggh..", Della mulai bergairah kembali. Vegynya
berdenyut-denyut menyekap kontol Si Bapak sehingga dari mulut Si Bapak
mencerocos erang-erangan kenikmatan.
"Emmppoott.. Neengghh.. Ennaakk.. Bbanngeet.. Adduuhh.. Heehghh..",
semakin liar sodokan Si Bapak, sampai pantat Della merah-merah karena
hantaman-hantaman paha Si Bapak.
Kontol diayun untuk menyodok sedalam-dalamnya. Keduanya tercerai dari
kesadaran kembali. Erangan dan ceracau terlontar di luar kendali akal.
Aku mulai mendaki dan kupercepat kocokan tanganku, aku masih duduk
dengan resleting terbuka.
Lalu kulihat dengan kasar Della ditelentangkan dan diangkat satu kakinya
yang kanan dan dipegangi. Lurus ke atas. Didekatkan kontolnya kembali,
dengan tubuh tegak sejajar kaki kanan Della, Si Bapak memajukan dan
menghujamkan kontolnya lalu mulai mengayuh kembali.
Keduanya berpacu kembali, berliter-liter keringat telah membanjir keluar
dari tubuh keduanya sampai sprei basah kuyup. Tetek-tetek Della
tergoncang-goncang hebat. Si Bapak rupanya telah gemas dan geram dalam
luapan birahi yang lebih mendera dari permainan pertama.
Hunjaman-hunjaman kontolnya kuat dan menyentak. Della entah telah berada
di mana saat ini, mungkin dia sudah lenyap tenggelam di dasar samudera
kenikmatan purba. Matanya hanya membeliak-beliak dengan erangan-erangan
yang sudah semakin menghilang. Kenikmatan paling puncak telah tinggal
sejengkal. Dan..
"Oohggh.. Aaghh.. Eegh.. Eeghh.. Eeghh.. Maauuhh.. Nyampaihh.. Neenngghh."
Della tidak sempat menanggapi lagi karena dia sudah melampaui batas
kesadaran, kenikmatan kali ini yang dia rasakan sudah tak terukur.
Kata-kata sudah lenyap tak bermakna. Lalu keduanya bersamaan nyaring
berteriak..
"Aahh!!".
Keduanya melengkungkan tubuh masing-masing ingin saling memasuki, Si
Bapak mencoba menembuskan kontolnya sampai ke tempat terdalam milik
Della, Della ingin mencakup seluruh milih Si Bapak. Keduanya melipat dan
saling mengatupkan dirinya dengan kuat-kuat ingin berpadu tak
teruraikan.
Orgasme sempurna telah dilampaui. Mereka menggelepar. Diam membisu masih
meringkuk dan berpadu. Aku juga keluar sudah, sambil duduk di kursi.
Pengalaman luar biasa yang pernah kualami. Kontras membuat kekuatan tak
terkira.
Kami lalu tertidur. Kira-kira jam 5 pagi aku terbangun karena terganggu
suara berisik, rupanya kedua makhluk di depanku sedang memacu birahi
kembali. Kulihat Della sedang mengangkangi kembali Si Bapak, dengan
posisi membelakangi. Della telah menemukan sang pemuas nafsunya. Dia
seolah ingin menghabiskan hidupnya disenggamai Si Bapak tua sang kuli
pelabuhan yang kekar dan kokoh itu. Aku yakin mereka pasti akan sering
bertemu setelah malam ini. Aku senang karena Si Bapak bakal tidak
kesepian di ibukota ini bila sedang dilanda birahi.
+ komentar + 4 komentar
aq putri yg haus ngentot
Khusus Dewasa 17+
Bokep Top Indo
Download Bokep Gratis
Cerita Sex Dewasa
Cerita Anak dewasa Sex
Ikut Menyimak artikel anda min, klo sempet berkunjung balik ya min, Kilk artikel aku www.kedaiobatimport.com ..
Aku Tunggu artikel anda berikutnya Ya.. #Pembaca_Setia_Blog_ANDA By: Faris Des'tavino
INFO KESEHATAN DAN KECANTIKAN
✔ Obat Pembesar Penis Vimax Asli
✔ Alat Vacum Pembesar Penis
✔ Pembesar Penis Celana Vakoou Usa
✔ Pelangsing Fruit Plant
✔ Obat Perangsang Wanita
✔ Obat Penyubur Sperma
✔ Obat Kuat Sex
✔ Obat Bius Liquid Sex
✔ Alat Pembesar Panyudara
✔ Pemerah Bibir
✔ Perontok Bulu Kaki
✔ Cream Pemutih Wajah
✔ Obat Peninggi Badan
✔ Obat Perapat Vagina
✔ Cream Pembesar Pantat
✔ Obat Penggemuk Badan
✔ Alat Bantu Sex Wanita
✔ Alat Bantu Sex Pria
Hotline : 0822 2772 6489 || 0857 1330 8883
Pin bbm : 2B2CBB63
https://beritabolahoki.blogspot.com
https://bandartogelpools.blogspot.com
http://www.carabermain.tk
https://hokilotto77.blogspot.com
https://hokiprediksibola.blogspot.com
Numpang promo ya kak ... Rumus-Rumus Bocoran Togel Terupdate Lihat disini ya Rumus Perhitungan Togel Terbaru Segera kunjungi sekarang juga, Salam JP ^_^
Posting Komentar