Waktu itu Senin sore tanggal 26 Januari 2004 sekitar pukul 15.30 waktu
Malaysia setelah mengunjungi Putrajaya tempat PM Malaysia berkantor di
negara bagian Selangor, rombongan kami check in di PNB Darby Park yang
terletak di jalan Binjau No.10 Kuala Lumpur dan lokasinya berdekatan
dengan Tabung Haji Malaysia dan Menara Kembar (Twin Tower) Petronas yang
cukup terkenal di dunia. Dari hotel tempat aku meningap itu, bila
hendak ke menara kembar itu dengan jalan kaki bisa ditempuh dalam waktu
10 menit.
Aku mendapat kunci kamar dengan nomor 2805, yang berarti berada di
lantai 28 dan masih menempati kamar executive suite yang memiliki dua
kamar tidur, satu ruang tamu dan satu dapur. Sehingga, tiap kami pasti
ada satu kamar yang kosong dan tak terisi. Aku berfikir, kenapa pihak
penyelenggara Mega FAM Malaysia ini tidak menempatkan kami berdua dalam
satu kamar sehingga tidak ada kamar yang kosong.
Sekitar pukul 16.15, bell di kamarku berdering. Ternyata dari pemandu
kami yang orang Pakistan untuk mengingatkan agar 15 menit lagi berkumpul
di lobby hotel untuk bersiap-siap pergi pesiar ke KLCC yang terletak di
bawah menara kembar Petronas, ke Menara Kuala Lumpur dan terakhir ke
Genting Highland, dimana di lokasi dengan ketinggian sekitar 5.350 kaki
itu juga terdapat kasino nomor dua terbesar di Asia.
Namun aku menyampaikan kepada pemandu itu dan juga kepada pimpinan
rombongan, bahwa aku ingin istirahat saja di kamar, sekaligus menyatakan
bahwa aku juga hendak ke China Town setelah magrib untuk membeli
ole-ole buat teman-teman di kantor sepulang dari Malaysia nantinya.
Akhirnya mereka mengerti dan meninggalkan aku sendiri di kamar.
Sepeninggalan teman-teman yang telah pergi shopping ke KLCC, untuk
menghilangkan jenuh aku lalu menghidupkan VCD player yang ada di ruang
tamu dengan memutar kepingan VCD "Tourism Malaysia" yang diberikan pihak
penyelenggara seminar di The Puteri Pan Pasific Hotel di Johor Baru,
beberapa hari lalu, sambil tidur-tiduran di atas sofa yang cukup lebar
dan empuk. Mungkin karena capek setelah seharian mutar-mutar di
Putrajaya, tak terasa aku tertidur dan baru terbangun ketika bell di
kamarku berbunyi. Aku melihat jam, ternyata sudah pukul 18.45. Siapa
pula yang datang? Teman-teman kembali nanti paling juga subuh karena
memang ada diantara mereka yang ingin berjudi di Genting.
Dengan bermalas-malasan dan setelah merapikan baju kaos yang aku pakai,
aku buka juga pintu kamarku. Sesaat aku terkaget dan seperti tidak
percaya melihat orang yang berdiri di hadapanku.
"Iza..?" hanya itu yang bisa aku ucapkan sambil mengucek-ucek kelopak mataku.
"Kamu jahat. Kenapa kamu tidak memberitahuku jika kamu datang ke
Malaysia? Bahkan ketika kamu sudah berada di Kuala Lumpur pun, kamu
masih tetap tidak meneleponku," cewek itu berceloteh terus sambil
mendorong tubuhku ke dalam dengan tangan memukul dadaku.
"Aku bukannya sengaja untuk tidak meneleponmu. Tapi sungguh, nomor
telepon kamu hilang ketika aku mengganti kartu halloku dengan navigator
64kb yang dikeluarkan Telkomsel. Aku ganti kartu, karena aku ingin
mengaktifkan mobile banking, sementara memori untuk menyimpang nomor
telepon di kartu baru itu tidak cukup untuk 250 nama seperti pada kartu
lama. Aku baru tahu nomor kamu tidak ada di kartuku, setelah mau
menelpon kamu ketika hendak berangkat ke Malaysia seminggu lalu," ujarku
menerangkan, sambil membelai rambutnya yang direbonding.
Oh ya, Iza adalah pacarku orang Malaysia dan kini berusia sekitar 23
tahun yang bekerja di salah satu perusahaan swasta cukup besar di negara
jiran itu, yang ku kenal ketika dalam perjalanan dengan pesawat Silk
Air menuju kota "P" dari Singapore tahun 2000 lalu. Dan selama di kota
"P" aku selalu menemaninya kemana pergi, dan bahkan sempat beberapa kali
tidur bersama. Iza yang bertubuh seksi dan sintal dengan tinggi sekitar
168 cm berkulit putih dan mirip artis Eddies Adellia. Pinggangnya
ramping, pinggul padat berisi dan payudara yang montok serta padat
dengan ukuran bra 36B. Dan setiap aku ke Malaysia atau dia ke kotaku,
pastilah tidak pernah terlewatkan bagi kami berdua untuk bercinta.
Ketika aku tanyakan dari mana dia tahu kalau aku sedang di Kuala Lumpur
dan menginap di PNB Darby Park, ia menyatakan tahu dari teman-temanku.
Waktu dia sedang duduk-duduk di salah satu kafe di KLCC sepulang dari
kerja, dan kebetulan melihat teman-temanku yang pakai kokarde "Mega FAM"
bertuliskan dari kota "P", dan menguping teman-temanku bercerita, dan
ia mendengar namaku ikut disebut-sebut. Waktu itu, feelingnya langsung
mengatakan bahwa nama Sandy yang disebut-sebut itu pastilah aku,
sehingga ia memberanikan diri bertanya pada salah seorang temanku,
dimana aku berada, setelah sebelumnya ia menyatakan bahwa ia mengenal
aku. Akhirnya teman-temanku mengatakan bahwa aku sedang istirahat di
hotel, dan ketika ia datang ke hotel tempat aku menginap, ia tanyakan
namaku dan receptions hotel lalu memberi nomor kamarku.
"Syukurlah kamu bisa menemukan aku. Kamu tahu kenapa aku tidak mau
gabung dengan teman-teman ke Genting? Itu karena aku punya rencana untuk
datang ke rumahmu malam ini," ujarku menjelaskan.
"Iya ke..," rajuknya dalam logat Malaysia.
"Sure..!" jawabku pasti, sambil merengkuh pundaknya sehingga ia berada dalam pelukanku.
"Aku sungguh merindukanmu, Iza," rayuku.
"Aku juga, makanya aku datang ke tempatmu," balasnya.
"Kamu mau menemaniku disini malam ini kan?" tanyaku.
Iza menganggukkan kepalanya. Namun ia menyatakan bahwa ia harus
menelepon temannya satu apartemen bersebelahan kamar untuk memberitahu,
untuk memberitahu jika ia tidak pulang malam ini.
Karena tidak tahan lagi menahan rasa rindu yang memuncak serta keinginan
untuk mereguk kenikmatan tubuhnya yang sensual dan sudah hampir satu
tahun tidak aku cicipi itu. Kulihat Iza yang baru saja menelepon
temannya itu sedang asyik menikmati siaran TV3 sambil menyandarkan
tubuhnya dengan santai di sofa yang berukuran cukup panjang dan lebar
itu. Aku mendekat dan langsung mengecup keningnya. Ia menengadah, dan
ciumanku terus merambat turun ke bibirnya yang sensual.
"Ah..," desahnya tertahan.
Ciumanku terus menjalar ke belakang telinganya dan terus ke lehernya
yang jenjang. Sementara tanganku mulai menjalar mencari dua bukit kenyal
yang montok dan selalu menantang itu. Kulihat ia mulai
menggelinjang-gelinjang sambil merasakan nikmat permainan yang aku
berikan.
Perlahan-lahan tapi pasti, aku mulai membuka baju kaos yang dipakainya,
dan melanjutkan dengan membuka celana jeans ketat yang melekat di
tubuhnya. Sehingga terlihat ia hanya menggunakan bra warna hitam yang
serasi dengan celana dalamnya yang juga berwarna hitam. Sementara
bibirku, tetap bermain di bibirnya yang ranum. Kemudian tangan kananku
mulai mencari pengait bra yang dipakainya dan melepasnya.
Bibirku langsung beraksi mengulum puting susunya yang sudah mulai
mengeras. Sekali-sekali aku gigit puting susunya yang berwarna coklat
itu, sehingga ia terdengar mengerang. Sementara tangan kananku, terus
merambat turun dan mulai memelorotkan celana dalamnya. Sesaat tanganku
berhenti di gundukan daging di sela pangkal pahanya yang ditumbuhi
bulu-bulu hitam lebat dan tertata rapi.
"Honey, please..!" rengeknya sambil berusaha membuka kaos singlet yang kupakai.
Kemudian dengan rakusnya iapun mulai menjilati dan menghisap puting
susuku yang ditumbuhi bulu-bulu. Aku tergelinjang, dan seketika nafsuku
semakin memuncak. Ia semakin bergelora dan terus menjilati tubuhku
hingga ke bawah. Karena terhalang celana pendek yang kupakai, iapun lalu
memelorotkannya, sehingga aku menjadi telanjang bulat seperti dirinya.
Penisku terlihat mengacung dengan gagahnya ke atas.
"Oh..," desahnya sambil menjilati seluruh batang penisku.
Tak cukup sampai disitu, ia lalu berusaha mengulum seluruh batang
penisku. Namun karena tersekat di kerongkongannya, hanya sebagian saja
yang bisa dikulum dan diisapnya, sehingga membuat aku kegelian dan
semakin terangsang. Kemudian aku coba mengambil alih inisiatif dengan
menarik tubuhnya ke atas serta menyandarkannya di sofa, dan kemudian aku
mulai lagi menjilati dan menghisap puting payudaranya. Hisapanku lalu
pindah ke bibir, ke telinga dan leher, sehingga membuatnya makin
terangsang dengan hebat.
Ciuman lalu aku teruskan ke bawah, dan bermain-main sebentar di sekitar
pusarnya. Kemudian bibirku terus merambat ke bawah, dan mendapatkan
vaginanya yang berbulu lebat itu sudah mulai dibasahi cairan kental.
Setelah kakinya aku angka dan bulu-bulu yang menutupi lubang vaginanya
aku sibakkan, aku mulai menjilat clitorisnya dengan lidahku. Iza semakin
menggelinjang menahan nikmat, sehingga setelah hampir lima menit
lidahku bermain di lubang vaginanya, akhirnya aku lihat Iza
berkelenjotan dan mengangkat tinggi pinggulnya dan terdengar teriakan
tertahan.
"Oh, honey. Aku tak tahan lagi. Aku.. mau.. keluar..!' teriaknya.
Tak lama kemudian aku melihat cukup banyak cairan kental menyembur dari
lubang vaginanya. Sementara aku lalu menghentikan jilatan untuk
memberikannya kesempatan menikmati orgasmenya yang pertama itu.
Kemudian, dengan rakus aku jilati semua cairan yang keluar dari
vaginanya itu.
"Ah, honey. Apa yang aku impikan selama satu tahun ini untuk bercinta kembali denganmu, akhirnya menjadi kenyataan," katanya.
"Aku juga sayang, si kecil ini sudah lama berontak untuk bisa bersemayam
di goa milikmu yang hangat itu," balasku sambil mencium mesra bibirnya.
Ciumanku itu dibalas Iza dengan hangat. Kembali permainan lidah yang
luar biasa terjadi. Sementara tangan kananku sibuk meremas dengan lembut
dua bukit kembarnya yang sangat menantang itu. Lalu perlahan dan tanpa
melepaskan ciuman bibir, aku bopong Iza ke dalam kamar dengan tetap
membiarkan kaca jendela tidak ditutup gorden, sehingga menambah nuansa
tersendiri dalam permainan seks kami.
Baru saja Iza aku rebahkan di ranjang, tiba-tiba ia bangkit dan
mendorongku hingga tertelentang. Ia terlihat ingin mengambil inisiatif
menyerang dengan menciumi seluruh bagian tubuhku dengan ganasnya.
Akibatnya, penis aku yang sejak tadi sudah mengeras itu, sudah tidak
sabaran lagi untuk bisa menyeruak ke dalam lubang kenikmatan Iza. Pada
saat Iza asyik melumat bibirku, secara diam-diam "si kecil" aku arahkan
tepat di lubang vaginanya.
"Ah, terus sayang..," desahnya.
Sementara aku mengangkat pinggul agar penisku bisa masuk, Iza juga ikut
membantu dengan menekan pinggulnya. Secara perlahan-lahan, penisku mulai
dapat memasuki liang vagina Iza yang masih terasa sempit karena selalu
dirawat dengan baik. Bless..! Semua batang penisku amblas masuk hingga
dapat kurasakan menyentuh dasar vaginanya.
"Oh, terus honey. Enaakk..!" desahnya.
Karena aku merasakan goyangnya mulai mengendur karena lelah berada di
atas, akhirnya aku mengambil inisiatif membalikkan tubuhnya hingga
telentang, dengan penisku tetap berada di dalam vaginanya. Secara
perlahan, aku mulai menggoyang pinggul untuk memaju mundurkan penisku di
vaginanya, sementara lidahku tetap saling kait mengait dengan lidahnya.
Kemudian lidahku merambat turun ke dadanya dan menghisap puting susunya
yang mengeras, sementara aku tetap mempertahankan intensitas goyangan
di pinggulku. Akibatnya, Iza terlihat sudah tidak bisa menahan
seranganku, karena aku rasakan pinggulnya mulai diangkat dan kakinya
mengejang.
"Oh, honey. Aku tak tahan lagi dan mau.. ke.. luar..'" erangnya.
"Tahan dulu sayang, kita keluarkan sama-sama," ujarku tertahan.
Aku akhirnya aku tidak bisa menahan desakan di pangkal penisku yang
terasa menghentak-hentak hendak menghantam vagina Iza. Dan dalam
hitungan detik, akhirnya aku muntahkan seluruh sperma yang ada di
penisku, sementara Iza juga kurasakan mengeluarkan lendir di vaginanya
yang terasa hangat oleh batang penisku.
"Oh, aku benar-benar puas Sandy. Aku ingin kamu masih di KL agak beberapa hari lagi," ujarnya sambil mengecup bibirku mesra.
"Bagaimana ya, tiketku tak bisa diundur karena sudah diprogram oleh
penyelenggara Mega FAM. Aku harus pulang ke Indonesia pagi besok,"
jawabku hati-hati.
"Pokoknya serahkan saja tiket itu padaku, aku yang akan mengaturnya.
Kalaupun tiket pesawatmu tidak bisa di undur, biarkan saja, nanti aku
ganti dengan tiket baru untuk kembali ke Indonesia hari Kamis tanggal 29
Januari," katanya sambil mengelus dadaku yang sedikit berbulu. Aku
menyatakan setuju, sehingga kulihat ia tersenyum karena merasa senang.
Dan menjelang pagi, kami sempat melakukan "pertarungan" sengit itu
hingga empat kali, sehingga aku lihat Iza benar-benar terpuaskan oleh
permainanku yang katanya sangat dahsyat itu. Ia juga berjanji untuk
minta izin kepada atasannya selama 3 hari untuk menemaniku selama berada
di Kuala Lumpur, sekaligus untuk melampiaskan nafsu syahwatnya yang
juga sangat dahsyat itu.
Iza kembali ke apartemennya sekitar jam 04.30 untuk bersiap-siap pergi
kerja, dan sekitar pukul 05.30 aku dibangunkan teman-teman untuk
bersiap-siap menuju KLIA untuk seterusnya kembali ke kotaku. Namun
kepada teman-teman aku sampaikan, bahwa aku masih akan tinggal di Kuala
Lumpur hingga tanggal 29 Januari, karena ada sedikit urusan. Tentang
tiket pesawatku yang tidak bisa diundur keberangkatannya, aku katakan
sudah ada yang mengaturnya, sehingga teman-temanku dapat memahaminya.
+ komentar + 2 komentar
Ikut Menyimak artikel anda min, klo sempet berkunjung balik ya min, Kilk artikel aku www.kedaiobatimport.com ..
Aku Tunggu artikel anda berikutnya Ya.. #Pembaca_Setia_Blog_ANDA By: Faris Des'tavino
INFO KESEHATAN DAN KECANTIKAN
✔ Obat Pembesar Penis Vimax Asli
✔ Alat Vacum Pembesar Penis
✔ Pembesar Penis Celana Vakoou Usa
✔ Pelangsing Fruit Plant
✔ Obat Perangsang Wanita
✔ Obat Penyubur Sperma
✔ Obat Kuat Sex
✔ Obat Bius Liquid Sex
✔ Alat Pembesar Panyudara
✔ Pemerah Bibir
✔ Perontok Bulu Kaki
✔ Cream Pemutih Wajah
✔ Obat Peninggi Badan
✔ Obat Perapat Vagina
✔ Cream Pembesar Pantat
✔ Obat Penggemuk Badan
✔ Alat Bantu Sex Wanita
✔ Alat Bantu Sex Pria
Hotline : 0822 2772 6489 || 0857 1330 8883
Pin bbm : 2B2CBB63
BETTING ONLINE TERPERCAYA HANYA DI
WWW.BOLAPELANGI.COM
1 USER ID BISA MEMAINKAN SEMUA GAME YG ADA DI BOLA PELANGI
http://bolapelangi838.blogspot.com/2017/06/alasan-real-madrid-tidak-publikasikan.html
http://perkedel838838.blogspot.com/2017/06/demi-keluarga-cristiano-ronaldo.html
http://bolapelangionline838.blogspot.com/2017/06/pogba-cedera-zlatan-ibtahimovic-bikin.html
KAMI TUNGGU KEHADIRAN BOSS KU YA :)
SALAM BOLAPELANGI
Posting Komentar